Kisah-kisah Kota Tersembunyi 29

Saat bayangan itu mendekat, Gabriel melancarkan serangan pertamanya, tebasan pedangnya menyentuh salah satu makhluk yang tampaknya terbuat dari kabut tebal dan kegelapan. Namun, makhluk itu tidak mundur—sebaliknya, ia tampak semakin kuat dengan setiap serangan.

"Eldrin, cepat!" Lyra berteriak, sementara dia merapal mantra untuk menahan makhluk lain yang mencoba menyerang dari sisi lain.

Eldrin, yang kini hampir selesai dengan ritualnya, mencurahkan seluruh fokusnya pada pintu. Tiba-tiba, suara lembut dari mantra kuno terdengar dari bibirnya, dan simbol-simbol di pintu mulai berpendar dengan cahaya biru yang menenangkan. Pintu itu mulai bergetar, dan cahaya memancar dari retakan-retakannya.

Makhluk-makhluk bayangan itu semakin gencar menyerang, cakar mereka hampir mengenai Lyra yang berdiri di dekat Gabriel. Tetapi dengan keberanian yang tak tergoyahkan, Lyra merapal mantra pelindung terakhirnya, menciptakan dinding cahaya yang memisahkan mereka dari makhluk-makhluk itu.

Saat pintu akhirnya terbuka perlahan, Gabriel menarik napas lega, namun perasaannya tidak sepenuhnya tenang. Pintu itu membuka jalan menuju ruang besar yang tersembunyi di bawah tanah, lebih gelap dan lebih dalam dari apa yang mereka bayangkan. Energi di dalam ruangan itu terasa sangat kuat, jauh lebih besar dari yang mereka hadapi di permukaan.

"Eldrin, kita harus masuk sekarang!" teriak Gabriel, saat makhluk-makhluk bayangan mulai menyatu kembali, bersiap untuk serangan terakhir mereka.

Dengan kecepatan yang luar biasa, mereka semua melompat ke dalam ruangan gelap yang kini terbuka lebar, sementara pintu batu perlahan tertutup di belakang mereka, mengunci mereka di dalam, jauh dari bayangan yang mengejar.

Namun, saat mereka berdiri di dalam ruangan itu, sesuatu yang lebih menakutkan tampak menunggu mereka di tengah. Sebuah altar besar, terbuat dari batu hitam yang mengeluarkan cahaya merah tua, berdiri di sana. Di atasnya, sebuah artefak berbentuk lingkaran, seperti roda waktu yang retak, berputar lambat, memancarkan aura gelap yang menyesakkan.

“Apa ini?” bisik Lyra, suaranya terdengar gemetar. “Apa yang telah kita temukan?”